Malam yang menakjubkan. Malam yang penuh kisah. Malam yang penuh arti.
Itulah tweet gue beberapa malam yang lalu.
Bukan tanpa sebab gue ber tweet seperti itu.
Di malam itu, gue dapet sebuah kisah yang membuat gue
tersenyum. Bukan kisah yang ceria dan bukan juga kisah yang bahagia. Gue
tersenyum karena gue masih bisa mendengar kisah seperti itu, yang membuat gue
semakin bersyukur sama Sang Pencipta. Gak perlu gue ceritakan apa kisah itu,
karena adalah janji gue dengan si narasumber untuk tidak menceritakan pada
siapa pun lagi :p *termasuk mem posting di sini.
Intinya, kisah hidup lo itu jangan dianggap paling buruk
sedunia –yang bikin mencerca dan menghujat diri sendiri—dan juga jangan
menganggap kisah hidup lo itu paling bahagia dan paling senang di dunia –yang
bikin lo bisa ga menghargain orang lain--.
Di malam itu, gue
sempet bersyukur sama Tuhan, karena gue masih bisa dapet kisah hidup seseorang
lagi. mungkin aneh, tapi gue seneng dengan kisah2 hidup seseorang.
FYI, sekitar tahun 2008, dimana gue tertarik dengan dunia
fotografi, hobbi gue pun bertambah: senang
dengan kisah hidup seseorang. :)
Ada kenikmatan tersendiri dengan tahu kisah hidup seseorang itu. Pertama, lo
bakal sangat sangat merasa bersyukur atas semua yang Tuhan kasih. Kedua, lo bakal
ngerasa sangat sangat payah dan malang. Ketiga, lo bakal tau kalau dunia itu
luas, dunia itu dipenuhi dengan berbagai macam masalah yang berbeda beda.
Di suatu malam yang menjelang larut itu…
Gue berbagi kisah dengan seorang manusia, cowok, masih muda
(ga beda jauh sama gue :p) dan kisah hidupnya, tidak terduga. Hehehehe. *adalah
janji untuk ditepati dengan tidak menceritakan lagi :p. Kisahnya menarik
walaupun bukan kisah yang ceria. Kisah hidupnya membuat gue membuka lebar mata
dan hati gue tentang kehidupan, tentang hidup di lingkungan sosial dan mencintai
diri sendiri.
Ketika lo ngerasa payah banget dan useless , lo ga bisa
menyalahkan siapa pun -- termasuk menyalahkan diri sendiri--. Apalagi
menyalahkan Tuhan. Ga ada yang salah. Yang salah itu adalah sikap kita yang
selalu menyalahkan semuanya. Menyalahkan keadaan, menyalahkan Tuhan kenapa lo
dilahirkan, menyalahkan diri sendiri kenapa lo seperti ini lah, seperti itu lah.
Itu jelas salah. Mending lo berhenti menyalahkan apa pun dan move on. Itulah
yang selalu gue lakukan kalau gue payah banget dan ingin menghujat diri
sendiri. Gue selalu berusaha berhenti menyalahkan apa pun dengan berpura2 semua
ini akan berakhir (walaupun gue ga tau berakhir nya kapan).
Masih ada orang yang butuh gue, masih ada orang yang tersenyum
buat gue, masih ada orang yang sayang gue walopun hanya satu orang. Satu orang
ini aja masih senyum, sayang dan butuh
gue banget, masa gue sendiri masih menghujat dan membenci diri sendiri?
Malam semakin larut dan waktu itu kami pun masih berbagi kisah…
Kesendirian itu bukan jalan keluar. Ya, walaupun gue senang
sendiri untuk di waktu-waktu tertentu, tapi kalau di waktu –waktu tertentu
juga gue butuh teman untuk berbagi.
Kesendirian itu malah membuat lo menutup semua akses bantuan, ya…walaupun ngerasa
ga butuh bantuan tapi sesungguhnya manusia hidup butuh bantuan. Bantuan yang
paling simple itu adalah: mengobrol dengan semua orang :)
Awalnya gue benci dengan yang namanya basa basi, tapi
lama-lama basa-basi itu jadi biasa untuk memulai obrolan menarik. Dari basa
basi itu, gue bisa tau kalau gue bukan makhluk Tuhan paling payah di dunia atau
gue bisa tau kalau gue jadi orang payah ga sendiri atau orang payah di dunia
itu macam-macam jenisnya, dan gue masuk yang mana? :D. Menyenangkan dengan
diawali basa-basi..
Mata gue sudah ga kuat buat tidur, tapi kami masih tetap
berbagi kisah…
Dengan mengobrol seperti ini, gue masuk ke kehidupan si
cowok muda ini. Begitu pun sebaliknya. Si
cowok muda ini pun masuk ke kisah hidup gue. Kami pun masuk ke dalam kisah kehidupan
satu sama lain. Secara ga langsung juga,
pertanyaan-pertanyaan gue tentang sikap dia yang selama ini gue liat pun
terjawab. Gue bahagia, mengobrol selama
beberapa minggu di dunia maya (chating by phone) mengalahkan mengobrol selama 4
bulan di dunia nyata. Gue tau lebih dalam sama cowok muda ini di dunia maya,
tapi ketika di dunia nyata seakan-akan gue ga kenal dia. Hanya tau nama, wajah
dan megang posisi apa di kantor. :D
Mata gue ga bisa nolak buat merem, hp masih digenggam dengan posisi jari siap
untuk mengetik tapi pelan gue berkata:
What a wonderful night.
Sebelum bener2 tertidur, gue pun berkata sama Tuhan: Terima kasih untuk malam ini. Ini malam terindah kedua buat gue karena gue tau kisah hidup seorang manusia (lagi).
akhirnya gue pun terlelap tidur.... :)
*sedikit lebay sih, tapi ini serius :)... See ya...